Ramainya seruan Hijrah akhir-akhir ini membuat saya teringat akan arti dari hijrah itu sendiri. Apa itu hijrah?
Dalam bahasa Arab hijrah dapat diartikan berpindah. Namun dalam Islam, hijrah bukan hanya sekedar berpindah. Hijrah dalam Islam maksudnya ialah berpindah menuju sesuatu yg lebih baik.
Namun, ketika saya melihat di beberapa sosmed, terkadang saya kurang senang dengan beberapa posting akun-akun yang seolah menyerukan hijrah atau kehidupan muda-mudi islami. Kenapa?
Karena apa yang saya lihat di postingan mereka sebagian besar berisi tentang nikah muda yang mana menurut saya, postingan tersebut ditujukan untuk menggiring opini “lebih baik menikah daripada pacaran”.
Well, saya setuju dengan hal tersebut. Namun apa yang saya kurang suka ialah, posting tersebut mampu membuat orang yang mudah baper berlarut dalam ke-baperan-nya.
Jujur, saya suka risih ketika mendengar curhatan orang yang ikut menggencarkan nikah muda padahal dia sendiri belum memiliki pandangan apa itu nikah.
Bagi saya, nikah bukan hanya menghalalkan suatu hubungan antara lelaki dan perempuan. Namun lebih dari itu, ketika seseorang menikah, itu artinya mereka harus siap terhadap segala hal yang mungkin akan jauh lebih berat dari ekspektasi mereka tentang pernikahan. Semisal, menjalin hubungan baik dengan mertua, membuat kehidupan layak untuk rumah tangga, mengasuh anak untuk menjadi shalih/shalihah, dan lain sebagainya.
Ditambah lagi dengan proses menuju pernikahan, yaitu ta'aruf. Memang benar, bagitulah proses yang halal jika sesuai dengan hukum Islam. Namun, ketika saya melihat dalam kehidupan nyata, cukup banyak oknum yang terlihat berpakaian islami dan menyerukan haramnya pacaran sedangkan mereka sendiri melakukannya dengan dalih ta'aruf. Padahal ta'aruf sendiri seharusnya dilakukan dengan hadirnya mahram. Bukan hanya berduaan.
Saya sangat menyayangkan apabila seseorang yang terlihat dapat dijadikan contoh, tetapi ternyata apa yang dia katakan memiliki ketimpangan dengan apa yang dia lakukan.
Saya tidak menyalahkan atau meremehkan mereka yang sudah berusaha berpakaian islami maupun mereka yang menyerukan untuk tidak berpacaran, ta'aruf, dan juga nikah muda. Namun alangkah lebih baiknya jika seruan tersebut tidak timpang dengan perilaku mereka dan lebih bersikap bijak dalam memaknai suatu perintah dalam Islam.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam tulisan saya. Mari kita perbaiki diri menuju seorang muslim yang selalu berusaha melakukan semua sesuai dengan perintah Allah dan akidah Islam yang benar. Terus belajar, jangan pernah merasa yang paling benar. Karena ketika kita merasa yang paling benar, disitulah posisi paling rawan kita dalam berpendapat. Ingat, diatas langit, masih ada langit :)
Berilmu tanpa amal, akan sia-sia. Parahnya lagi kalo beramal tanpa ilmu, bisa sesat nantinya. Yuk ngaji! :)
Wallahu a'lam.
Mudah kata niat tidak menghalalkan cara.Lakukan seperti apa yang Tuhan cinta bukan apa yang kita suka.
ReplyDelete