Skip to main content

Repackage

Postingan kali ini bisa dibilang semacam remah-remah pemikiran saya saat menonton streaming Dr. Zakir Naik edisi UPI, 2 April 2017 lalu.

Ada satu pertanyaan yang menggugah saya saat itu. Ketika seorang audiens bertanya mengenai, “Mengapa kita tidak boleh memilih pemimpin non muslim padahal ia banyak melakukan kebaikan?” 

Lalu Dr. Zakir Naik kembali mengingatkan akan Al-Maidah ayat 51 yang intinya tidak boleh mengambil pemimpin lain selain muslim. 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya bagimu; sebahagian mereka adalah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi auliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah: 51) 
Sudah jelas, haram hukumnya memilih pemimpin non muslim. Saya juga heran kenapa banyak orang yg ngakunya 'muslim' tapi masih mau memilih pemimpin non muslim. Itu seakan-akan menunjukkan bahwa mereka melanggar perintah yang Allah tetapkan. Naudzubillah, semoga mereka diberi hidayah.
Jika kita bersama-sama bergantung padaNya, dimana pemimpin bertakwa kepada Allah dan berupaya sekuat tenaga memberikan yang terbaik dan rakyat juga bertakwa kepada Allah proaktif memberikan solusi (gak nunggu pemimpin superbener), inshaa Allah keberkahan terjadi.

Namun kemudian saya berpikir jauh. Apalagi setelah audiens itu kembali bertanya, “Bagaimana dengan pemimpin muslim yang korupsi?” 

Nah..bagi saya, muslim itu punya paket-an antara kesesuaian pernyataan (ditandai dengan syahadat) dan perbuatan (amal shalih). Tidak bisa tidak.

Jika di KTP dia muslim, sedangkan perilakunya tak beradab, bagaimana? Korupsi, iya. Ngurus rakyat kemarin, malah banyak menzhalimi. Menyakiti tetangga apalagi.

Simply, dia bukan muslim secara akhlak. 

No, I'm not judging someone, really. Saya tidak akan menarik jauh-jauh untuk menyalahkan orang lain bernama pejabat atau politikus muslim yang korup. Namun ini sebagai upaya introspeksi diri. Sebagai seorang muslim, apakah sudah cukup saya berlindung di balik title muslim ini?

Bagi saya, kemusliman kita adalah long-life-learning. Diuji terus-menerus selagi nyawa masih dikandung badan. Bohong jika ada manusia yang gak pernah diuji. Hanya saja, tahapan ujian tiap-tiap orang berbeda sesuai kadarnya masing-masing.

Ketika melihat ada kebaikan universal, tidak bertentangan dengan Alquran, baik dilakukan oleh muslim maupun non muslim, sepatutnya saya tergerak untuk terinspirasi, bahkan ingin melakukan kebaikan itu dengan lebih baik.

Berbuat amal shalih-lah, maka Allah dengan sendirinya menjadikan seseorang established

At least, perbaiki lingkungan, beramal sesuai dengan ilmu yang shahih, kuatkan iman, and the key is.. istiqomah. 

Keep in fight!

Wallahu a'lam.

Comments