Saya tidak bisa menyalahi fitrah, karena ia turun langsung dari tangan Yang Maha Kuasa. Tapi, saya sadar ketika saya sudah mengenyampingkan rasa suka ini menjadi fitnah, maka hancurlah saya. Fitrah dan fitnah tidak akan pernah berteman baik karena keduanya adalah sesuatu yang bertolak belakang. Rasa suka itu fitrah. Namun, bagaimana ia tetap fitrah adalah tanggung jawab kita pada diri sendiri dan amanah dari Allah untuk tetap kita pertahankan secara fitrahnya, sesuai dengan yang Allah suka. Mungkin kita akan diam ketika rasa suka itu menjalari perasaan. Bukankah itu yang seharusnya kita lakukan? Tidak mengumbarnya, atau malah menginginkan dia menyukai kita juga. Bukankah itu hampir menjurus ke fitnah? Fitrah yang melenceng kepada fitnah, bentuknya juga bisa berupa, 'setiap saat kalian panjatkan doa untuknya. Kau berkata bahwa kau menyerahkan perasaan ini sepenuhnya kepada Allah, namun kenyataannya, kau mengkhianati kata-kata itu dengan kau mengingatnya sepanjang hari. H...