Skip to main content

Postingan Edisi Pemilu

Jadi hari ini nyoblos ya..? 
Jujur, dari dulu sampai sekarang (kayak udh lama aja :p) saya termasuk pribadi yang gak pernah antusias sama pemilu dan hal-hal semacamnya. mikirnya masih cetek aja sih, toh siapapun yang menang.. saya tetaplah menjadi saya. kondisi hidup saya tetap sesuai dengan apa yang saya perjuangkan dan tetap sesuai kehendak Allah, bukan karena siapa-pemimpin-negeri ini atau bukan karena siapa-yang-saya-coblos.

Tapi so far.. karena banyak baca ini itu, denger desas desus ini dan itu juga jadi mulai merubah pola pikir. Hmmm serem juga kalau salah pilih pemimpin.. nanti urusan agama negeri ini juga bisa jadi kacau, misalnya kalau salah pilih bisa aja ada anggota-anggota syiah yang malah jadi pemimpin negeri ini. gawat dong. atau misalnya.. kalau negeri yang katanya mayoritas islam ini dipimpin dengan yang non-is? gimana perihal haram-halal produk, obat-obatan, makanan dan lain-lainnya? apa akan dijaga dan diperhatikan dengan baik? 

Dari salah satu liqo beberapa minggu lalu jadi tau kalo ternyata Indonesia dan Malaysia adalah salah dua negara yang memiliki mayoritas agama islam yang besar hingga nyaris 200juta penduduk. bahkan di Arab aja jumlah penduduk islamnya cuma 40juta’an. tapi kerasa banget ya islam disana justru jauh lebih terasa karena segala aturan dan syariat islam yang tegas ditegakkan dan dipatuhi oleh masyarakatnya. kasian Islam di indonesia yang walau mayoritas tapi tetep nuansa muslimnya minoritas banget karena suntikan-suntikan dan pengaruh dari hal-hal modern dan bahkan ada juga banyak hal yang membuat kita menjadi keluar jauh dari syariat dan aturan dalam islam.

Emansipasi wanita? dikoar-koarkan.
Jabatan pemimpin? diperebutkan.
Korupsi? terdengar hal yang biasa.
Maksiat? jangan ditanya lagi ya, bahkan tempat berpotensi maksiat pun dilegalkan!
Habisin waktu dengan party atau nongkrong ditempat hiburan? bterkesan Fardhu.
di KTP Islam tapi ga sholat 5 waktu? yaudah, biasa aja.
Muslimah tapi ga nutup aurat? dianggap wajar karna mengatasnamakan hak asasi, astargfirullah :( Padahal udah lumayan sering ya Allah kasih teguran buat Indonesia dengan segala macam masalah dan musibah yang melanda, teguran buat segala kesalahan dosa dan kelalaian kita ya, tapi tetep aja belum banyak yang bisa mengambil pelajaran dari yang demikian itu.
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka kami siksa mereka sebagaimana disebabkan perbuatannya. Apakah penduduk negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan kami pada mereka dimalam hari di waktu mereka sedang tidur? atau apakah penduduk negeri itu merasa aman ketika mereka bemain diwaktu matahari sepenggalahan naik? Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah lenyap penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu kami Azab mereka karena dosa-dosa, dan kami kunci mati hati hati mereka sehingga mereka tidak dapat beriman lagi? Dan Kami mendapati mereka kebanyakan adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al-A’raf: 96-102)
Hai orang beriman, janganlah kamu mengambil orang yahudi dan nasrani menjadi pemimpinmu, barangsiapa diantra kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya kalian termasuk golongan mereka, dan Allah tidak memberi petunjuk pada orang-orang yang zalim (QS. Al-maidah:51)
Padahal sempet seneng sih sama salah satu pasangan parpol gitu, tapi sayang kenapa partnernya harus dari kalangan yang non-islam. sempet mau golput juga tapi sadar sendiri sih kalau golput justru secara gak langsung saya juga menjadi bagian yang membiarkan orang-orang non itu memimpin negeri ini secara langsung maupun tidak. yap, bener kata seseorang kalau kebenaran harus merebut kekuasaan, karena jika tidak maka seluruh kebenaran akan lenyap.

Saya aslinya gak pernah kenal dunia politik apalagi partai-partai gitu, apalagi sampai jadi salah satu simpatisan hehe. tapi alhamdulillah sih ya kalau kita mau buka mata sedikit aja masih ada kok calon-calon pemimpin yang Insha Allah masih seakidah dengan kita, dan Insha Allah juga kemudharatannya jauh lebih sedikit dibandingkan hal-hal lain yang sudah jelas diluar sana. walaupun mungkin apa yang saya pilih tidak berhasil menjadi pemimpin kali ini, paling tidak saya sudah berusaha menjadi pribadi yang mencoba menghindari kemudharatan, dan menjadi salah satu yang secara tidak langsung mendukung kebenaran (sesuai aturan islam) untuk menjadi pemimpin dalam negeri ini. Bagaimana dengan kalian? :)

Comments