Tersebarnya berbagai pemahaman tentang jilbab membuat galau para muslimah, “pake gak ya.. pake-nggak-pake-nggak”. Antara kewajiban atau pilihan dalam berbusana saja? Oke, dalam tulisan ini saya ingin menyampaikan sedikit pesan yang inshaa Allah bisa menjawab kegalauan kalian tentang berjilbab. penjelasan dibawah ini semoga bermanfaat bagi kita semua.
“tidaklah patut bagi laki-laki yg mukmin, dan tidak pula bagi perempuan yg mukminah, apabila Allah dan Rasulnya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yg lain tentang urusan mereka dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasulnya,maka sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yg nyata.” Q.S Al-Ahzab ayat 36
Jika telah datang perintah dari rabbnya, maka tidak ada lagi pilihan baginya selain mentaati perintah tsb. Jika Allah memberikan suatu hukum atau perintah kepada hamba-Nya, ia maha mengetahui bahwa perintah itu untuk kebaikan kita, demikian pula ketika Allah memerintahkan kita untuk berhijab, Allah maha mengetahui bahwa jilbab adalah salah satu sebab bagi tercapainya kebahagiaan dan kemuliaan wanita.
Apakah pantas kita menolak perintah Allahyang ilmu-Nya maha luas, sedangkan kita menerima perkataan manusia yang ilmunya sangat terbatas?
Contoh kasus: kita membeli satu unit komputer, sementara orang yang membuatnya berada disamping kita, dia tau betul bagaimana mengoperasikannya, memahami dari A-Z seluk beluk alat tersebut. Maka logiskah jika kita memanggil montir untuk mengoperasikan komputer tersebut? tentu sangat tidak logis.
Kita meyakini bahwa yang menciptakan manusia ialah tuhannya manusia, yaitu Allah , karena itu sangatlah wajar jika Allah lebih mengetahui apa yang baik dan apa yang membahayakan hamba-Nya.
Islam maknanya adalah menyerah, patuh, dan taat secara total kepada Allah. Ketika kita menasehati saudari kita yang belum berhijab, sebagian mereka ada yang menjawab, “saya juga seorang muslimah, selalu menjaga sholat fardhu dan berusaha menjalankan sholat sunnah, saya puasa Romadhon, dan insya Allah akan berhaji, saya aktif sebagai donator yayasan social, tetapi saya belum mantap untuk berjilbab”
Untuk menjawab alasan ini, kita ajukan pertanyaan dan penjelasan kepadanya, “kalau memang kamu selalu melakukan amalan-amalan terpuji yang terpangkal dari iman, taat pada perintah Allah, serta takut akan sisksa-nya jika meninggalkan kewajiban tersebut, mengapa kamu beriman kepada sebagian, dan tidak beriman pada sebagian yg lain? Padahal sumber perintah itu adalah sama. Seperti sholat yang kamu kerjakan, sama dengan hijab, jilbab itu wajib, tidak diragukan lagi keberadaan perintahnya dalam Al-Qur’an dan Sunnah, atau apakah kamu tidak pernah mendengar cercaan Allah kepada bani Israil yang mereka menaati sebagian perintah dan menolak sebagian yg lain. Lihat Q.S Al-Baqarah: 85. Apakah kalian rela menjual akhirat demi kepentingan dunia? Sungguh kami tidak mengharapkan keburukan menimpa kalian, oleh karena itu, semoga kamu mau menggunakan akal sehat dan menentukan pilihan ini.”
Wallahu a'lam.
Wallahu a'lam.
Comments
Post a Comment