Skip to main content

Kisah: Para Wanita Terpotong Tangannya Ketika Melihat Nabi Yusuf a.s.

Masalah mengenai isteri menteri yang menggoda Yusuf  ternyata tidak bisa ditutup untuk kalangan terbatas. Meskipun terjadi di kalangan masyarakat yang terpandang tidak dapat begitu saja ditutup. Sehingga masalah yang niatnya tidak untuk diketahui orang banyak itu tersebar ke mana-mana. Peristiwa itu tersebar dari satu istana ke istana istana penguasa saa itu. Kemudian wanita-wanita yang tinggal di istana itu mulai ramai-ramai menjadikan bahan pembicaraan. Beberapa saat kemudian kejadian itupun tersebar ke penjuru kota.

Sehingga pada akhirnya berita tersebut pindah dari satu mulu ke mulut lainnya, dari satu rumah ke rumah lainnya sehingga sampailah berita yang memalukan itu sampai di terlinga isteri Al Azis atau menteri. Ia pun ingin membuat pembelaan diri dengan mengundang para isteri-isteri pembesar lainnya untuk datang ke rumahnya, untuk dijamu dengan makanan dan minuman.

Isteri AL Aziz yang sebelumnya pernah menggoda Nabi Yusuf ini terdiam sebentar, seperti sedang berfikir. Kemudian ia menetapkan sesuatu dan memerintahkan untuk mendatagkan para juru masak. Para juru masak pun datang ke istana. Ia membertahu kepada mereka bahwa ia akan menyiapakan suatu jamian besar di istana. Ia telah menentukan berbagai macam hidangan dan minumannya. Kemudian ia memerintahkan agar meletakkan pisau pisau yang tajam di sebelah buah apel yang dihidangkan, dan juga diletakkan kain putih di sebelah wadah atau piring-piring yang ada ada apelnya, juga diletakkan batal-bantal yang memang ketika itu menjadi tradisi di masyarakat timur. Selanjutnya ia membuat undangan untuk para kaum hawa yang membicarakan petualangan cintanya dengan Nabi Yusuf a.s.

Ketika para tamu undangan telah hadir, isteri menteri itu memanfaatkan acara itu untuk menunjukkan seorang pemuda yang paling tampan dan mengagumkan. Perlu diketahui, bahwa undangan tersebut hanya untuk wanita saja, sehingga para wanita lebih leluasa dan lebih bebas dalam bercerita dan mengobrol. Para undangan itu duduk dan bersandar di batanal-bantal sambil menikmati makanan dan minuuman. Pesta jamuan terus berlangsung dengan hidangan yang istimewa dan minuman yang dingin sangat yang menyenangkan .

 Selain menikmati makanan, mereka juga penuh dengan obrolan dan canda tawa. Namun setiap wanita itu sengaja menahan agar tidak sampau membicarakan tentang Nabi Yusuf a.s. Mereka sebenarnya mengetahui semua kejadian antar Isteri menteri dan Nabi Yusuf a.s. Namun mereka tidak ingin membicarakan untuk memberikan sikap sopan kepada tuan rumah, dan bersikap seolah olah tidak tahu menahu soal itu. Itulah aturan yang biasa dipegang oleh masyarakat elit ketika itu.

 Namun zulaikha justru membuka persoalan  itu ke pada para tamu undangan, ia mengtaakan : "Aku mendengar ada wanita wanita yang mengatakan bahwa aku jatuh cinta pada pemuda yang bernama Yusuf” Setelah mengatakan itu, tiba tiba muncul keheningan yang menyelimuti meja makan itu, tangan tangan para undangan pun tiba tiba berhenti bergerak. Isteri menteri itu benar benar nggunakan kesmepatan itu. Ia bercerita sambil memerintahkan para pembantunya untuk menghadirkan apel. Lalu dengan nada serius  mengatakan “Aku mengakui bahwa memang Yusuf pemuda yang mengagumkan. Aku tidak mengingkari bahwa aku benar-benar mencintainya, dan aku telah mencintainya sejak dulu.”  Kemudian wanita-wanita itu mulai mengupas apel. Ketika itu perbada di Mesir telah mencapai puncak, dimana gaya hidup mewah menghiasai istiana-istana.

 Pengakuan dari iseri Menteri itu menimbulkan suatu kedamaian umum di ruanga itu. Jika isteri menteri saja mengakui bahwa ia memang jatuh cinta pada Nabi Yusuf asm maka pada gilirannya mereka pun berhak untuk mencintainya. Meskipun demikian, mereka mengisyaratkan bahwa seharusnya isteri menfteri tidak cenderung pada Nabi Yusuf a.s. justrua ia harus menjadi tempat cinta. Seharusnya ia yang dikejar lelaki, bukan sebaliknya. Isteri menteri itu mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar Nabi Yusuf a.s. masuk ke dalam ruangan itu.

 Nabi Yusuf yang dipanggil oleh majikannya pun datang masuk.  Para tamu atau kaum wanita saat itu masih mengupas buah, dan belum lama Nabi Yusuf a.s. memasuki ruangan itu sehingga terjadilah apa yang dibayangkan oleh isteri menteri. Tamu-tamu wanita itu tiba tiba membisa. Sungguh mereka tercengang ketika menyaksikan wajah yang bercahaya yang menampilkan ketampanan yang luar biasa, ketampanan malaikat. Para tamu wanita itu terdiam dan mereka bertakbir, dan pada saat yang sama mereka terus memotong buah yang mereka pegang. Di saat yang sama mata terus tertuju hanya pada Nabi Yusuf a.s., mereka pun tidak ada yang melihat buah yang sedang mereka potong, sehingga wanita wanita itu justru memotong tangannya sendiri namun mereka tidak merasakan bahwa tangan mereka terpotong. Kehadiran Nabi Yusuf a.s. sungguh sangat mengagumkan, sampai sampai tidak merasakan sakit dan keluar darah ketika tangan mereka terpotong.

 Kemudian tiba tiba isteri menteri itu berdiri dan berkata : “Inilah dia orang yang menaklukkan aku karena daya tariknya. Memang tidak aku pungkiri bahwa aku pernah merayunya dan menggodanya untuk diirku. Di hadapan kalian ada handuk putih untuk membalut luka. Sungguh kalian telah dikuasai oleh Yusuf, maka lihatlah apa yang terjadinya pada tangan-tangan kalian” Kemudian pandangan para wanita itu tertuju ke arah jari jari mereka yang terpotong oleh pisau yang tajam namun tidak merasakan.

 Nabi Yusuf melihat ke arah bawah (tanah) atau mengarahkan pandangannya ke depan tanpa ada maksud tertentu, tetapi ketika disebut ada darah yang keluar dari sekitar tempat jamuan itu, maka ia pun melihat ke arah tempat jamuan itu. Nabi Yusuf a.s. dikejutkan dengan adanya darah yang mengalir di sekitar buah apel yang keluar dari jari-jari wanita itu. Nabi Yusuf a.s. pun segera mendatangkan perban dan air seperti biasa yang dilakukan pemuda yang bekerja di sitana. Isteri menteri berkata saat Nabi Yusuf a.s. membalut luka yang diderita oleh para wanita : “Sungguh aku telah menggodanya namun ia mampu menahan dirinya. Jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina”

 Yusuf berdiri di tengah-tengah ujian yang berat ini dengan penuh keheranan :  Yusuf berkata : “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (emenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh” (Qs : 12 : 33)

 Semua wanita yang ikut serta dalam undangan itu mencoba merayu Nabi Yusuf a.s. dengan menggunakan lirikan, gerakan gerakan tertentu, atau syarat, atau dengan bahasa yang jelas. Yusuf memohon pertolongan kepada Allah yang maha bijaksana agar ia diselamatkan dari pitu daya mereka. Ia berdoa kepada Allah sebagai seorang manusia yang memiliki nafsu dan tidak terpedaya dengan kemaksumannya dan keNabiannya. Ia berdoa kepada Allah agar memalingkan tipu daya mereka darinya sehingga ia tidak cenderung kpada mereka dan kemudian orang orang yang bodoh. Allah mengambulkan doanya. Kemudian jari-jari wanita yang terputus mulai merasakan kesakitan, dan Nabi Yusuf meninggalkan ruang makanan itu. Setiap wanita sibuk membalut lukanya dan mereka berfikir tentang alasan apa yang akan mereka sampaikan ketika ditanya oleh suami mereka mengenai luka pada tangan mereka?

Selanjutnya para wanita mulai membicarakan Nabi Yusuf a.s., tentang pengaruhnya, kewibawaannya dan kemuliannya. Mereka mulai bercerita bagaimana mereka dengan tanpa sengaja memotong tangan mereka sendiri ketika melihat Nabi Yusuf. Selanjutnya berita heboh itupun mulai tersebar dari kalangan atas ke kalangan bahwa. Semakin banyak manusia yang mulai membicarakan sosok pemuda yang menolak keinginan isteri seorang ketua menteri dan isteri-isteri dari para menteri memotong tangan mereka karena terlalu terpesona oleh ketampanan Yusuf. Andai saja berita itu hanya diketahui oleh kalangan terbatas tentuya tidak banyak orang memperhatikan berita itu. Namun berita itu talah menyebar dari kalangan atas sampai kalangan bawah. Sehingga membuat penguasa merasa gusar. yang pada akhirnya menyebabkan nabi yusuf dimasukkan penjara.

Comments