Skip to main content

Ramadhan Lalu, Lalu Ramadhan

Ramadhan Lalu, Lalu Ramadhan - Ramadhan demi Ramadhan berlalu, hingga akhirnya datang Ramadhan berikutnya. Di bulan ini pahala berlimpah hingga para muslim berlomba dalam ibadah, lebih daripada bulan-bulan lainnya. Tapi, apa Ramadhan berarti suatu puncak bagi muslim?


Bagi saya, ini sangat tergantung bagaimana kita memaknainya. Menurut saya tidak salah jika umat muslim seolah beraji mumpung dalam beribadah di bulan ini, siapa sih yang ingin melewatkan kesempatan obral pahala? :)



Kemudian disinggung soal istiqamah, tentang bagaimana kita menjaga ibadah kita selepas Ramadhan ini. Saya tak menampik bahwa menjaga ibadah ini tidak mudah. Lalu saya mendapat pencerahan. Bukan perihal tips seputar keistiqomahan, tapi tentang memaknai Ramadhan sebagai suatu puncak.
“Bulan Ramadhan bukanlah akhir dari segalanya, tapi energi aktivasi untuk bisa lebih baik di bulan-bulan berikutnya.”  - Ustadz Rahmat Kurnia dalam Acara Ramadhan Sehati di TVRI.
Maka, Ramadhan bukanlah tentang seberapa banyak ibadah dan amalan yang kita lakukan di bulan itu. Tetapi tentang apa yang kita dapat setelah itu. Apa yang membedakan kita sebelum dan setelah Ramadhan itu berakhir. Sehingga Ramadhan sebagai puncak dimaknai sebagai momen introspeksi dan perbaikan diri. Dan setiap berakhirnya Ramadhan, seharusnya membawa kebaikan bagi umat yang menjalankannya, tiap tahunnya, hingga tiba Ramadhan berikutnya, dan begitu seterusnya. Dan semoga kita masih diberikan cukup waktu.

Mari bermuhasabah :)

Comments