Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2018

Tips Belajar Ngoding

Malam ini saya mau share mengenai pengalaman ngoding selama ini. Yaa, ngoding apa aja mulai dari tugas kuliah, projects, nyoba2 bikin aplikasi, sampai pada tahap launching aplikasi. Dan finally, saya menyimpulkan ada beberapa hal yang bisa menjadi akselerator dalam meningkatkan skill ngoding. Siapa tau bermanfaat buat readers yang mau belajar ngoding. Well, langsung aja :) 1. English Why English? Yah bro sis, namanya juga dunia IT, pasti gak jauh2 dari bahasa Amrik. As we know, tools, library, atau framework kebanyakan memang dikembangkan di luar sana. Jadi, penguasaan bahasa Inggris secara langsung dapat membantu kita dalam memahami dokumentasi tech/tools yang kita gunakan. Atau minimal bisa baca-baca tutorial orang lah ya. 2. English Inggris lagi? Iya. Inggris lagi. Tapi manfaat yang kedua ini masih ada kaitannya dengan poin 1. Jadi misal, kita udah rajin banget baca dokumentasi dan tutorial, tapi tetap aja masalah timbul dan bingung mau diapain nih codingan kita

Pusaran Kebaikan

Sudah menjadi fitrah manusia bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Sejak manusia itu dilahirkan sampai kemudian kelak meninggal dunia, manusia butuh manusia lainnya. Bahkan kadang untuk melakukan sebuah kebaikan sekalipun, kita butuh bantuan orang lain. Kebutuhan terhadap orang lain itulah yang kemudian secara alamiah menggerakkan kita untuk mencari komunitas. Biasanya kita akan cenderung pada orang-orang yang satu frekuensi . Entah itu karena kesamaan pemikiran, kesamaan hobi, kesamaan ideologi, kesamaan kebiasaan, bahkan kesamaan tujuan. Dalam Islam kita diarahkan untuk berkumpul dengan orang-orang sholeh. Bukan berarti islam itu eksklusif. Perintah untuk berkumpul dengan orang-orang sholeh itu lebih ditekankan pada hal-hal yang bersifat prinsipil. Misalnya yang terkait dengan akidah dan ibadah. Dari sanalah kemudian muncul istilah pengajian, mentoring ataupun liqo’. Mengapa Islam menekankan pentingnya berkumpul dengan orang-orang sholeh? Karena berkumpul denga

Radar Iman

Mari belajar tegar dari sosok Hajar, ibunda Nabi Ismail 'alaihi salam. Bagaimana tatkala sang suami, Nabi Ibrahim 'alaihi salam, terpaksa harus meninggalkan dirinya bersama bayinya yang masih merah di padang pasir nan tandus dan gersang. Dalam kebingungan dan ketidak-mengertiannya, Hajar berlari mengejar sang suami, mencoba menghalangi langkahnya untuk pergi, sambil bertanya:  “Mengapa engkau tinggalkan kami?” . Yang ditanya tak menjawab bahkan mengindar kala ditatap. Alih-alih berhenti, sang suami justru mempercepat langkah kaki. Hajar terus berusaha mengejar, dihalang-halanginya sang suami sekuat tenaga. Lalu Hajar kembali bertanya: “Mengapa engkau tinggalkan kami?” Tetap tak ada jawaban. Sang suami masih diam membisu bahkan memilih untuk terus berlalu. Sesaat sebelum berlalu, pandangan mata mereka sempat bertemu. Hajar melihat ada duka sedalam cinta di kedua mata suaminya. Radar imannya menyala, Hajar pun mengganti pertanyaannya:  “Apakah ini perintah Allah?”