Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2018

Cinta Pertama

Di hidupku, aku hanya punya satu sosok pria yang aku idam-idamkan,  Yang diam-diam aku sebut namanya disetiap doaku.  Dia adalah Ayah, Laki-laki yang seringkali tanpa permisi masuk ke kamarku, dan mulai membuka obrolan-obrolan manis berdua. Bagi seorang perempuan,  Ayah adalah cinta pertamanya. Ya.. Aku mencintai Ayah. Aku mencintai saat dimana kami duduk berdua ataupun berjalan berdua,   Kemudian mulai mengingat-ingat kenangan yang pernah kami lewati bersama.  Menanyaiku tentang kehidupan kampusku,  Memberikanku berbagai nasihat, saran dan motivasi. Pun tak ketinggalan, bertukar informasi mengenai dunia teknologi yang selalu menjadi topik hangat baginya. Sungguh, ayah adalah laki-laki yang sangat mencintai anaknya sebesar itu.  Dengan setiap tetes peluhnya, dengan setiap derita sakitnya,  Dengan setiap asap kendaraan yang menempel ditubuhnya.  Aku, mencintainya.

Social Media Zaman Now (2)

Siang tadi saya berteleponan dengan salah seorang teman lama saya, kami saling kenal dekat sejak awal-awal hijrah dulu. Dia sosok yang asyik bagi saya karena walaupun paham benar tentang agama, tidak pernah sedikitpun dia menjudge orang lain yang belum baik itu salah, dia juga bukan tipe orang yang suka pilih-pilih dalam berteman. Caranya menasihatinya juga sangat baik, kami selalu saling berbagi kisah dan pada akhirnya saling mengingatkan. Selalu ada hal baik yang saya dapat, ilmu yang baru, motivasi baru, dan semangat baru untuk terus belajar mendalami agama. Kami berbagi sedikit kisah yang kami rasakan tentang,  Social Media .   What? Socmed lagi, mi ? Iya, bahas ini lagi, maafkeunla  --"  Dirasakan atau tidak tapi kami cukup merasakannya. Memang benar socmed punya dua sisi, sisi positif dan sisi negatif. Sisi positifnya ya.. tentu silaturahim akan terus terjaga karena kita bisa tetap intens berkomunikasi dengan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Kita j

Ngoding

Bagi orang awam yang baru aja mau masuk ke ranah pemrograman, ngoding  itu gak mudah dipelajari. Ibarat mendulang semangat untuk bangkit dari rasa malas, belajar bahasa pemrograman itu butuh waktu yang lama dan mental baja yang lebih, terutama kesabaran. Error itu emang gampang banget bikin baper. Ya kan ya? Mengingat saya juga benar-benar belajar ngoding dari nol, jd saya tau banget rasanya gimana diejek oleh error terus-terusan, dijejali console hitam putih yang sungguh tak sedap dipandang oleh saya yang lebih menyukai estetika User Interface. Suka gak suka sih, masa-masa tersebut terlewati jg sampai sekarang, dari fase benci menjadi cinta :D Ternyata memang bener dah kata orang, benci dan cinta itu beda-beda tipis wkwk. From all above, saya menghargai siapapun orang yang mau belajar ngoding, terutama untuk adik-adik tingkat saya yang sedang dalam tahap pengerjaan skripsi. Saya suka bilang ke adik tingkat gini, berikan cerita terbaik di masa-masa terakhir kuliah dengan usaha u

Tempat Ujian

Rindu gak sih masa-masa kuliah dulu? Ngumpul bareng, makan bareng, ngerjain tugas bareng, ngoding bareng. Or is it just me who miss those moments? :( Memang benar kata orang, semakin tua memang circle friend kita semakin kecil. Kita akan sibuk masing-masing merakit cita dan cinta. Dulu kita bisa dengan mudah haha-hihi main kesana kemari tanpa memikirkan beban, tapi sekarang semua sibuk. Bahkan untuk bertemu kita harus janjian dulu seperti mau ketemu dosen. Aah sudahlah memang ini masanya. Nikmati saja kisahnya. Dulu juga, saya pernah memimpikan sesuatu yang besar. Besarrrr sekali. Sudah dibayangkan ketika itu, kalau saja mimpi itu tercapai saya akan begini begitu, saya akan mendapatkan ini itu. Tapi ternyata saya meletakkan mimpi itu terlalu tinggi, dan kaki ini belum terlalu panjang untuk mencapainya. Saya gagal, saya terpuruk. Tapi ternyata Allah punya rencana lain. Saya tidak dibiarkan berlarut dalam mimpi yang sudah terbang entah kemana, saya harus menjalani kenyataan yan

Auto Bersyukur

Perjalanan kemanapun adalah tempat merenung ternyaman kedua bagi saya. Saya bisa nangis, ngomong, cerita sendiri tanpa orang lain tau dan peduli, dalam hati tentunya. Pagi itu dalam perjalanan ke majelis ilmu, tepat beberapa meter dari lampu merah, saya melihat ada sebuah gerobak dari kejauhan. Setelah beberapa menit mendekat, perenungan saya pun buyar. Mashaa Allah.. yang punya gerobak adalah bapak-bapak paruh baya, dengan 3 anaknya yang naik di atas gerobaknya. Sekilas sepertinya ketiga anaknya itu umurnya gak jauh beda. Hmm gak kebayang kalo saya ada di posisi mereka. Entah saya sebagai orang tuanya, atau sebagai anaknya. Apa ya yang bakal diucapin orang tuanya buat meyakinkan anaknya kalo mereka bakal baik baik aja di jalanan yang zuuuper duper panas? Trus, gimana kalo pada laper atau ngantuk, pada tidur dimana? Sementara gerobaknya diisi barang-barang yang dicari bapaknya. Dan bapaknya harus dorong gerobak yang berisi barang-barang dan ketiga anaknya. Keliling!