Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2015

Meminta Waktu

Aku kira, kita berjalan beriringan. Beriringan menyusuri jalan yang paling indah di sisi-Nya. Beriringan memikul amanah langit-Nya. Tapi ternyata tidak. Aku kira, kita berjalan bergandengan. Bergandengan memperjuangkan agama yang paling benar di sisi-Nya. Bergandengan merapatkan barisan  untuk agama-Nya. Tapi ternyata tidak. Bolehkah aku meminta waktu? Aku merasa tertinggal. Bukan, bukan kalian yang meninggalkan, tapi aku yang tertinggal.  Mungkin ketika sudah di minta untuk beriringan, aku masih asyik dengan mimpiku. Mungkin ketika sudah di ajak untuk bergandengan, aku masih mengerjakan hal yang lain. Bolehkah aku meminta waktu? Aku butuh belajar. Aku masih mengumpulkan bekal.  Agar aku pandai seperti kalian. Pandai menyampaikan. Bolehkah aku meminta waktu? Aku takut salah dan keliru. Bolehkah aku meminta waktu? Aku masih harus memperbaiki diriku.

3 Contoh Komputer (Google Glass, Power Trekk, Enable Talk)

Komputer adalah suatu perangkat elektronik yang berfungsi untuk mengolah data dengan cara menerima data masukan (Input), lalu mengolah data masukan tersebut (Process) dengan perantaraan program,  yang kemudian menghasilkan keluaran berupa informasi (Output).  1. Google Glass Input  : Suara. Untuk menampilkan informasi, kita tidak perlu lagi untuk menggunakan tangan seperti smartphone. Tetapi hanya dengan perintah suara, google glass akan bisa menangkap kata yang kita ucapkan. Proses  Menghitung  : Google glasss menangkap kata yang diucapkan oleh user kemudian menghitung jumlah karakter dari kata tersebut untuk kemudian ditampilkan pada kaca search engine. Misal: kata perintah yang diucapkan adalah ‘Basis Data Terdistribusi’, maka pada kaca search engine akan tertulis ‘Basis Data Terdistribusi’. Menganalisis  : Google glass menganalisis informasi yang akan dicari sesuai dengan perintah suara. Misal: Informasi yang ditampilkan berkaitan dengan kata perintah ‘Ba

Jujur Saja

Aku ingin menemukanmu dalam keadaan jujur. Semua hal, baik itu tulisanmu yang terbaca, prasangkamu yang tersirat, dan akhlakmu yang terpancar. Sebab lewat itu semua, aku menjadi kenal denganmu. Di saat jaman sudah penuh dengan mereka yang bertopeng warna-warni, aku hanya ingin menemukanmu dalam topengmu sendiri. Dirimu yang sebenarnya. Tidak ada warna yang norak, karena itu tak cocok denganmu. Atau pun warna yang kusam, karena kamu sebenarnya lebih cerah. Jujur saja, agar kita bisa saling mencocokkan warna yang ada. Apa bagimu bersikap jujur begitu mengkhawatirkan? Ketika mereka lebih senang dengan kabar palsu menggembirakan atau sosok sempurna yang terkesan hebat semuanya. Jujur saja, aku tahu kita tak ada yang sempurna. Kurangmu, kurangku, adalah hal-hal wajar yang akan saling membuat kita sama-sama belajar. Jujur sajalah, meski manusia tak sekalipun mengalihkan pandang, namun Allah sedang memperhatikan. Bagiku, kejujuran adalah akhlak yang mulia dan akan dimiliki mere

Yang Belum Halal

Setan: “Kalian berdua cocok sekali lho. Sudah, kalau dia lambat, lebih baik kamu yang lebih dahulu kode-kode saja. Aku yakin, sebenarnya diam-diam kalian berdua itu saling kagum bahkan saling suka. Sekarang coba kamu ngaca, kenali dirimu. Siapa sih yang nggak mau sama perempuan macem kamu? Kamu juga. Bukannya kamu sedang ingin memperdalam agama? Kamu butuh teman yang bagus agamanya. Mumpung ada yang sealim dia, coba aja kamu dekati. Coba kamu pikirkan, kapan lagi kecocokan berbanding lurus dengan kesempatan? Tunggu apalagi? Minimal kode-kode sana. Buruan nanti diambil cewek lain yang lebih sering interaksi sama dia!” Malaikat: “Kamu sudah siap? Seshalih/shalihah apapun manusia, sesuami-able se-istriable apapun manusia, itu semua bukan alasan untuk melegitimasi perilaku kita yang menyimpang dari apa-apa yang Dia perintahkan. Bukannya sebelum halal maka hati itu harus dijaga hanya untuk Tuhan? Meskipun kalian nggak pacaran, kalau saling kode-kode bagaimana? Status memang single,