Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2014

Cinta Tanpa Syarat

Dan seorang sahabat yang bernama Thouban datang seraya berkata “Wahai Rasulullah, apakah kami harus pergi ke surga?” Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam bersabda “Memangnya ada apa Thouban? Kenapa kau bertanya seperti itu?” Thouban berkata “Karena di hari kiamat nanti, Allah akan memberikanmu buku catatan amal yang penuh dengan begitu banyak amal baik, kau akan berada di tempat yang tinggi bersama para nabi dan anbiyya, sedangkan orang-orang seperti kami akan berada di surga tingkat rendah. Wahai Rasulullah, apa tujuannya berada di surga jika kami tidak bisa bersamamu? Tidak bisakah kita tinggal di Madinah saja dan menikmati kehidupan dimana kita bangun bersama, duduk bersama, dan shalat bersama?” Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya “Kau akan bersama dengan seseorang yang kau cintai. Belajarlah caranya mencintaiku, maka kau akan bersamaku.” Wallahu a'lam. source

Amalan Terbaik

Murid: Ustadz, apakah amalan yang terbaik bagi kehidupan kami? Ustadz: Amal yang terbaik adalah yang sesuai dengan keadaan dirimu. Jika engkau seorang penakut, amal terbaikmu adalah berkata benar di hadapan penguasa yang zalim atau berjihad di jalan Allah. Jika dirimu mempunyai dendam dan teraniaya, amal terbaikmu adalah memaafkan dan menjalin silaturami.

Status Hamba

Salah satu hal ternikmat bisa jadi bagian jama’ah di mesjid itu, kita bisa lihat dengan jelas apapun status kita dan siapapun kita, tua, muda, pelajar, mahasiswa, karyawan, pengusaha, pedagang kaki lima, bahkan pemulung sekalipun aslinya adalah sama, gak ada perbedaan status atau apapun itu. Sama-sama cuma seorang hamba . Saat sama-sama tenggelam dalam sujud kita juga sama-sama sadar diri kalo kita cuma hamba yg lemah dan gak punya apa-apa. Nafas yang gratis pun dikasih sama Allah, Apalagi harta, uang, dan yang lainnya semua juga punya Allah. Mau dititip banyak atau sedikit pun semuanya juga punya Allah, jadi bagian mana yang pantas untuk disombongkan ya? :) “Dirikanlah sholat, tunaikanlah Zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yg ruku" (QS. Al Baqarah:43)

Pilihan Terbaik

Hidup memang selalu tentang pilhan. Dan selalu ada dua pilihan yang menjadi perbandingan setara. Pilihan yang mengandung banyak sekali kelebihan, tak juga luput kekurangan. Termasuk dalam persoalan memilih pasangan hidup. Urusan tentang ini tidak pernah menjadi hal yang remeh. Entah ketika belum muncul pilihan, atau sudah datang beberapa pilihan. Saking takut salah memilih, maka tanpa sadar diri ini menentukan beberapa daftar kriteria. Tapi ternyata kriteria juga tak kunjung memberikan pencerahan. Tak jarang pula menghapus dan menulis ulang tipe beserta urutan kriteria, menambah atau mengurangi bobot bila dirasa terlalu idealis. Berharap cara tersebut mampu mempermudah diri dalam memilih. Sayangnya, semakin kesini ternyata semakin membingungkan. Ada yang tertambat di hati, namun tidak mampu penuhi barisan-barisan kriteria. Ada yang sangat memenuhi, namun karena kekurangan sedikit, hati tidak bisa menerima. Ada yang datang tapi belum dikenal, takut-takut justru dialah orangny

Riyaa' Terselubung

Syaitan tidak berhenti berusaha menjadikan amalan anak Adam tidak bernilai di sisi Allah. Diantara cara jitu syaitan adalah menjerumuskan anak Adam dalam berbagai model riyaa‘. Sehingga sebagian orang ‘ KREATIF ‘ dalam melakukan riyaa‘, yaitu riyaa‘ yang sangat halus dan terselubung. Diantara contoh kreatif riyaa‘ tersebut adalah : 
Pertama : Seseorang menceritakan keburukan orang lain, seperti pelitnya orang lain, atau malas sholat malamnya, tidak rajin menuntut ilmu, dengan maksud agar para pendengar paham bahwasanya ia tidaklah demikian. Ia adalah seorang yang dermawan, rajin sholat malam, dan rajin menuntut ilmu. Secara tersirat ia ingin para pendengar mengetahui akan amal ibadahnya. Model yang pertama ini adalah model riya‘ terselubung yang terburuk, dimana ia telah terjerumus dalam dua dosa, yaitu mengghibahi saudaranya dan riyaa‘, dan keduanya merupakan dosa besar. Selain itu ia telah menjadikan saudaranya yang ia ghibahi menjadi korban demi memamerkan amalan sholehnya.